Jumat, 18 Agustus 2017

metode permainan



Metode Permainan
            Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan apa yang sudah direncanakan dalam suatu kegiatan nyata dengan tujuan agar apa yang telah disusun dapat tercapai. Seperti yang diungkapkan oleh Sanjaya (2009, dalam Saefudin dkk, 2012) yang menyatakan metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
Pengertian permainan menurut Ahmadi adalah suatu perbuatan yang menyenangkan dan dilakukan atas kehendak sendiri dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan pada waktu melakukan kegiatan tersebut (Ahmadi, dalam Novitasari, 2012). Padmono menyatakan bahwa metode permainan adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk permainan (2011, dalam Saefudin et all, 2012). Sedangkan Permana mendefinsikan metode permainan adalah cara mengajar yang dilaksanakan dalam untuk permainan (2009, dalam Saefudin et all, 2012). Arisnawati (2009, dalam Saefudin et all, 2012) mendefinisikan metode permainan adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyajikan pelajaran dengan menciptakan suasana yang menyenangkan, serius tapi santai, dengan tidak mengabaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa metode permainan adalah sebuah cara yang digunakan dalam menyampaikan pelajaran dengan menggunakan berbagai bentuk permainan yang dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, serius tapi santai, dan tidak mengabaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai. Seperti yang diungkapkan oleh Ayu dan Murdibjono (2012:5) Permainan digunakan untuk mendorong pembelajar untuk mengeksplorasi bahasa target, dalam hal ini adalah bahasa inggris. Hadfield (1999, dalam Ayu dan Murdibjono, 2012:5) menyatakan bahwa penggunaan permainan dalam mengajar juga memilliki beberapa fungsi karena permainan disebut juga sebagai belajar santai serius. Dengan menerapkan permainan didalam kelas guru meminta para siswa untuk belajar dalam waktu ya ng bersamaan siswa juga menikmatinya. Domke (1991, dalam Thanh Huyen dan Khuat Thi Thu Nga (2003:7) menyebutkan bahwa siswa menyukai atmosfer yang santai, unsur kompetitif, dan motivasi yang dibawa oleh permainan dalam kelas. Hal ini karena para siswa memiliki kesempatan untuk menggunakan imaginasi dan kreativitas mereka selama aktifitas seperti permainan didalam kelas; karena itu mereka termotivasi untuk belajar.  Disebutkan oleh Lee dalam Dalton (2006, dalam Ayu dan Murdibjono, 2012:5) dengan menggunakan permainan dalam mengajar, guru tidak hanya menemukan permainan tersebut sebagai salah satu cara untuk menyampaikan materi dalam cara yang menyenangkan tetapi juga sebagai latihan bagi para siswa untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam berbicara, menulis, membaca dan mendengar.